Senin, 05 September 2022

Agama Yahudi




A.    ASAL USUL AGAMA YAHUDI :
Sejarah bangsa yahudi dimulai dengan Abraham yang mendengar panggilan Allah untuk menduduki tanah Kanaan. Cucu Abraham Yakub, dijanjikan untuk diberi banyak anak oleh Allah dan dari 12 nama anak laki-lakinya itu, suku-suku bangsa israel memperoleh nama mereka. Sementara itu, kata Yahudi (Jew) berasal dari nama suku israel yang paling kuat, yaitu Yehuda (Judah).[1]
Ketika Musa dipanggil Allah, bangsa israel sedang menjalani masa perbudakan yang menguras tenaga ditangan bangsa mesir. Musa mendengar suara Allah yang berbicara kepadanya dari suatu semak yang menyala tetapi tidak terbakar dan, atas perintah-Nya, Musa pergi ke Fir’aun mesir untuk meminta supaya bangsa israel dibebaskan. Hanya karena setelah sepulu wabah dari Allah menimpa orang-orang mesir maka permintaan itu dikabulkan. Kemudian bangsa israel menghabiskan waktu selama 40 tahun dalam perjalanannya sebagai kaum pengembara sebelum mereka tiba di tanah terjanji. Selama perjalanan mereka itu – keluaran – Allah memberikan sepuluh perintah kepada Musa digunung Sinai. Bangsa yahudi juga diberi banyak hukum yang lain untuk mengurus semua aspek kehidupan pribadi serta masyarakat dan hukum-hukum ini masih berpengaruh pada kehidupan orang-orang yahudi ortodoks zaman sekarang.[2]
Oleh karena agama tersebut diajarkan oleh Musa pada abad ke 13 SM dan Kira-kira pada 4 abad sesudah Nabi Ibrahim meninggal dunia. Musa sebagai seorang Rasulullah adalah dibenarkan oleh islam dan kristen. Dengan demikian beliau sudah pasti membawa agama yang lurus dan haq atas dasar kewahyuan yang diterima dari Allah. Dengan alasan berbagai macam, sarjana-sarjana barat yang beragama kristen, memandang agama yahudi menjadi induknya agama islam dan agama kristen. Tetapi anehnya pada masa sekarang hanya memperoleh pengikut pada lingkungan terbatas yaitu pada bangsa israel saja yang jumlahnya lebih kurang 4 juta jiwa. Itupun mungkin disebabkan adanya perasaan (haufinisme) atau nasionalisme yang fanatik dan (Zionisme) satau suatu aliran faham bangsa yahudi yang fanatik untuk memperjuangkan kepentingan bagsa tersebut. Dan disamping itu, unsur-unsur tradisional yang mereka pegang teguh adalah besar pula pengaruh nya atas  pemeluk agama ini sehingga boleh dikatakan bangsa yahudi dimanapun berada merasa wajib memeluk agama yahudi.[3]

B.     POKOK-POKOK AJARAN AGAMA YAHUDI :
Agama yahudi sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan yang pernah diturunkan oleh tuhan kepada nabi Ibrahim. Kecuali Musa dipandang sebagai salah seorang nabi yang meneruskan agama Ibrahim, juga memang agama wahyu dimanapun selalu mempunyai ciri-ciri yang sama dalam prinsip-prinsip ajarannya. Maka demikian pula ajaran Musa sebagai agama wahyu juga mempunyai prinsip-prinsip sama dengan ajaran yang diberikan oleh Ibrahim. Didalamnya ada persamaan dengan prinsip-prinsip ajaran yang pernah diberikan oleh para Rasul sebelum dan sesudahnya.
Agama Yahudi terkenal sebagai agama Monotheisme mutlak (Tauhid) yang meletakkan dasar kepercayaan kepada Tuhan Esa pada tempat pertama. Setiap orang yahudi yang akan mengerjakan suatu pekerjaan, harus lebih dahulu mengucapkan “SHEMAH” yaitu ucapan:
“Dengarkanlah, hai bangsa Israel, Tuhan kita yang kita sembah adalah Maha Esa”.
Nabi Musa setelah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa mesir kuna, kemudian membawa pengikut-pengikutnya kelembah bukit sinai (Tursina) dimana ia menunjukkan kepada mereka dua buah papan yang bertuliskan 10 perintah tuhan atau yang disebut oleh orang Barat dan Kristen “Ten Commandments” yang mengandung ajaran sebagi berikut :
1.      Saya adalah tuhanmu yang kamu sembah, yang telah membawa kamu keluar dari tanah mesir. Keluar dari rumah belenggu: kau tidak mempunyai Tuhan lain kecuali Aku.
2.      Kamu tidak boleh membuat persamaan atau menyamakan segala sesuatu yang ada di langit sebelah atas, atau diatas bumi, atau apa-apa yang ada di dalam air, di bawah bumi , dengan Tuhanmu.
3.      Kamu tidak boleh menyia-nyiakan nama Tuhanmu (menyebut Tuhanmu dengan sia-sia).
4.      Ingatlah hari Sabbath, untuk disucikannya.
5.      Hormatilah ayah dan ibumu.
6.      Kamu dilarang membunuh.
7.      Kamu dilarang mencuri.
8.      Kamu dilarang bersaksi palsu.
9.      Kamu dilarang berbuat zina.
10.  Kamu dilarang bernafsu loba-Tamak terhadap milik orang lain.
Kemudian “Ten Commandments” ini dijadikan inti ajaran kitab Taurat dan dijadikan sumber hukum yahudi serta kepercayaan dan ethiknya. Dengan Commandments ini pula orang yahudi telah membuang jauh-jauh faham agama bangsa Semit primitif. Akan tetapi sifat tuhan serta hubungan manusia dengan-Nya dari waktu ke waktu sering kali dirumuskan dalam bentuk yang berbeda-beda.
Adapun pokok-pokok ajaran agama yahudi, menurut pendapat salah seorang sarjana yahudi yang pernah menjadi Direktur Lembaga Kebudayaan Yahudi, yaitu Joseph Gaer, dalam bukunya yang berjudul “What the Great religions believe”. Adalah sebagai berikut :
“kepercayaan agama yahudi telah mengalami perubahan beberapa kali sejak dari permulaan sampai sekarang ini. Ada beberapa kepercayaan dan upacara-upacara yang telah ditinggalkan. Dan ada beberapa yang telah di rubah dan di susun untuk disesuaikan dengan civilisasi dan kebudayaan dengan mana agama tersebut mengadakan hubungan, sehingga kepercayaan ataupun upacara-upacara tersebut mengalami pengertian yang baru. Tetapi ada beberapa kepercayaan kuna yang tersusun dalam tradisi masih tetap merupakan warisan zaman lampau dan tetap masih mendapatkan pengikut-pengikutnya yang setia”.
Dengan demikian agama Yahudi pada masa sekarang atau masa-masa selanjutnya sudah tak dapat lagi disebut agama wahyu, karena telah mengalami perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pengikut-pengikutnya sendiri.
Mengenai sifat labilnya (mudah berubahnya) ajaran Yahudi yang disebabkan oleh tangan-tangan pengikutnya sendiri sebenarnya sudah dapat kita duga sebelumnya, oleh karena secara historis memang agama tersebut tidak memiliki dokumen-dokumen tertulis yang dapat dipercaya kemurniannya dari nabinya secara langsung, berbeda halnya dengan dokumen-dokumen tentang ajaran Muhammad yang ditulis langsung pada saat nabi memberikannya langsung kepada penulis-penulisnya sendiri. Disamping itu keadaan yang tidak menguntungkan agama Yahudi itu telah diberitahukan oleh Al-Qur’an beberapa kali kepada kita dimana intinya menyatakan bahwa para imam-imam telah banyak merubah kalam Tuhan dalam kitab sucinya, karena dorongan mencari keuntungan yang kecil saja, padahal mereka tahu bahwa perbuatan demikian sebenarnya tidak baik (dosa).[4]

C.     PENGERTIAN TENTANG TUHAN :
            Konsepsi musa tentang ketuhanan member petunjuk-petunjuk yang berbeda dengan pandangan tentang dewa-dewa dari bangsa- bangsa Israel pada masa sebelumnya bahkan juga konsepsi ketuhana dari bangsa-bangsa Babilonia, Mesir, Asiria, dan Medeterania dan lain-lain yang pada masa itu mempertuhan benda serta kekuatan alam sekitar yaitu, masing-masing kekuatan alam diperdewakan. Misalnya badai, taufan, matahari, hujan dan sebagainya.
Musa datang dengan membawa agama yang memberantas konsepsi ketuhanan yang sesat tersebut dan menggantikan dengan konsepsi ketuhanan yang Monoteisthis (tauhid). Di dalam kitab perjanjian lama berkali-kali ditegaskan bahwa tuhan itu hanya satu yaitu Yahweh, yang membebaskan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir (Deut, 33 : 29). Bahkan yang lebih tegas lagi adalah suatu pernyataan Yahweh yang ditujukan kepada bangsa Israel pada saat itu, dalam Ten commandments berbunyi sebagai berikut :
“Dengarkanlah hai bangsa Israel, bahwa Tuhan kita adalah Tuhan Yang Maha Esa”.
Penggambaran Tuhan pada bentuk manusia (antrhopomorfisme) juga dilarang oleh agama ini, karena tuhan  tidak memiliki sifat-sifat seperti manusia.
J.N.D Anderson dalam bukunya “The World’s Religions” menyatakan bahwa Tuhan Yahudi itu adalah pribadi yang sempurna. Bebas dari semua pembatasan-pembatasan dan jauh dari ketidaksempurnaan. Ia adalah Ruh yang murni. Dan jiwa universum. Agama Yahudi menunjukkan bahwa alam dan semua fenomena-fenomenanya (gejala-gejalanya) merupakan bukti adanya tuhan pencipta alam”.
Kesemuanya itu membuktikan bahwa konsepsi ketuhanan agama Musa memang monotheisme absolut (faham Ketuhanan Esa yang mutlak) sebagaimana konsepsi islam ; berbeda dengan rumusan dari agama Kristen sekarang yang mempercayai adanya Trinitas yang menganggap bahwa tuhan adalah Esa tapi Tiga. Ke-esaan-Nya. Ketuhanan dalam agama Kristen lebih sulit difahami daripada agama Yahudi dan islam. Terutama bila dihayati dari segi ratio (akal)[5]

D.    HOLOKAUST :
Dari seluruh sejarahnya, bangsa yahudi telah diceraiberaikan oleh para penindas sebagai akibat kebencian dan kekerasan mereka. Anti-Semit mencapai puncaknya dalam peristiwa Holokaust (pembantaian besar-besaran) pada abad ke-20, ketika enam juta laki-laki, perempuan, dan anak-anak Yahudi dibantai oleh Nazi.
Tak seorang pun dalam sejarah telah mengalami penderitaan seperti yang dialami bangsa yahudi di eropa pada tahun 1930-an dan 1940-an. Abad-abad kejahatan anti semit meledak dengan contoh yang paling manekutkan dari pemusnahan secara teratur terhadap segolongan bangsa dalam sejarah umat manusia. Hanya dalam waktu enam tahun, antara tahun 1939 sampai 1945, berjuta-juta orang eropa dibantai hanya karena mereka dalah orang-orang yahudi.
·         Kamp konsentrasi :
Pembunuhan besar-besaran dalam kamp-kamp konsentrasi jerman pada perang dunia kedua sangat mengerikan sehingga disebut Holokaust, yang berarti “Kurban Kebakaran”, meskipun bangsa yahudi lebih suka menyebutnya Shoah, yang artinya “penghancuran”. Diseluruh eropa yang diduduki Nazi bangsa yahudi dikumpulkan dalam jumlah besar dan dikirim ke kamp-kamp konsentrasi untuk dibunuh dengan gas beracun.ada 28 kamp dan nama-nama kamp itu telah menjadi simbol dunia untuk kekejaman manusia atas manusia – diantaranya adalah Dachau, Buchenwald, Auschwitz, dan belsen. Pada tahun 1944, lebih dari 6000 bangsa yahudi setiap harinya dibantai hanya di Auschwitz.
Nazi mengklaim bahwa orang yahudi melakukan segala hal yang mengancam masa depan bangsa jerman. Meskipun orang yahudi banyak jabatan kunci dijerman, dan sangat sukses di bidang bisnis, mereka dikatakan netral terhadap masa depan negara itu. Dalam konflik kepentingan antara agama dan negara ada dugaan keras, sebagaimana yang dituduhkan Nazi, bahwa loyalitas utama bangsa yahudi adalah untuk Allah dan bukannya untuk negara. Lebih-lebih bangsa yahudi dianggap sebagai ancaman kemurnian ras yang sedang diusahakan Adolf Hitler untuk bangsa jerman.
Baru setelah perang selesai, dunia dan bangsa yahudi sungguh sadar akan apa yang telah terjadi. Setelah mengalami goncangan yang begitu berat, mulailah mereka bereaksi.
Dengan tegas masyarakat yahudi menjelaskan bahwa dunia tidak boleh melupakannya. Hari-hari peringatan diatur, do’a-do’a khusus ditulis, dan kamp-kamp konsentrasi yang tidak tersentuh dibuka untuk umum. Tugu peringatan khusus dibangun di Yad Veshem, Yerusalem. Nama itu sendiri berarti “sebuah tempat dan sebuah nama”. Tugu peringatan itu berupa sebuah ruang kosong yeng diterangi oleh sebuah lilin dengan nama kedua puluh kamp konsentrasi yang ditulis dilantai. Juga`di Yad Veshem itu ditanam sederet pohon, yang disebut  The Avenue of The Righteus (jalan kebajikan), dimana setiap pohon melambangkan seorang non-Yahudi yang membantu menyelamatkan kehidupan bangsa yahudi pada peristiwa holokaust.[6]

E.     KITAB SUCI :
Bagi orag yahudi yang saleh kitab suci merupakan pusat kehidupannya. Kitab suci mereka ditulis dalam bahasa ibrani. Orang yahudi menamakan kitab suci mereka TeNakh dan terdiri dari tiga bagian, yaitu hukum atau taurat, nabi-nabi atau Nevi’im, dan sastra atau Ketuvim.
·         Taurat :
Orang yahudi sering membandingkan Taurat dengan cetak biru (blueprint) alam semesta – yang ada sebelum penciptaan dan sebelum manusia diciptakan. Taurat artinya “hukum” atau “pengajaran” dan menunjuk pada keseluruhan apa yang diketahui tentang Allah dan hubungan-Nya dengan dunia ciptaan-Nya. Dala pengertian yang lebih sulit, Taurat menunjuk pada lima kitab Musa – Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, danUlangan – yang terletak dipermulaan kitab suci. Bersamaan dengan hari sabat, Taurat dirayakan sebagai pemberian tuhan terbesar kepada orang-orang yahudi.
Bagian penting ibadat umat yahudi adalah pembacaan dengan suara keras sejumlah ayat dari Taurat. Di sinagoga, bacaan dan gulungan kitab Taurat, atau Sefer Torah, dibacakan pada hari sabat pagi dan sore, perayaan keagamaan pagi, dan pada hari senin dan selasa pagi. Sebagai penghormatan besar, kitab taurat hanya boleh dibuka oleh orang laki-laki, demikian dalam tradisi ortodoks, dan untuk dibacakan di depan umat. Orang yang dipilih untuk membaca kitab suci dalam bahasa ibrani harus menggunakan yad – alat penunjuk yang dipegang.
·         Para Nabi :
Dalam tradisi yahudi ada delapan kitab yang diberi nama menurut nama para nabi. Empat kitab yang pertama – Yoshua, Hakim-hakim, Samuel I dan II, serta Raja-raja I dan II – biasanya mmengacu pada nabi-nabi terdahulu dan kitab-kitab sejarah. Keempat kitab yang lain mengacu pada nabi-nabi terakhir – Yeyasa , Yeremia, Yehezkiel, dan 12 nabi-nabi kecil yang dianggap satu kitab. Sebagian besar isi kitab dari nabi-nabi terakhir merupakan kumpulan khotbah yang disampaikan oleh para nabi, yang nama-namanya menjadi nama kitab-kitab itu, yang semuanya dikumpulkan oleh para murid mereka. Bacaan terpilih dari kitab para nabi dibacakan di sinagoga pada hari-hari sabat, perayaan-perayaan keagamaan, dan-hari hari puasa.
·         Sastra :
Sastra, bagian ketiga TeNakh, dianggap kurang bernilai dari pada dua jenis kitab yang lain, walaupun kitab itu memang berisi mazmur, yang secara teratur digunakan dalam ibadat di sinagoga. Bacaan dari sastra ini sering diberikan di sinagoga pada hari-hari perayaan keagamaan.[7]


F.      MADZHAB AGAMA YAHUDI :
Hampir dapat dipastikan bahwa bilamana suatu agama atau ideologi telah ditinggalkan oleh nabinya atau pendirinya, maka timbullah perpecahan yang berupa aliran atau madzhab dan sekte-sekte. Demikian pula halnya dengan agama yahudi setelah ditinggalkan oleh nabi Musa, maka timbul pula perpecahan dalam kalangan pengikut-pengikutnya sehingga timbullah 3 macam aliran Madzhab yaitu :

1.      Madzhab Saduki yaitu suatu aliran yang mempergunakan nama pendeta besar bernama Zadok. Cita-cita aliran ini tergolong ortodox (kolot). Karena tidak menginginkan adanya perubahan dalam syariat agama. Pengikut-pengikut aliran ini harus bersifat taqlid kepada apa yang telah disabdakan dalam kitab Talmud secara lafzhiyah semata-mata. Dan kitab tersebut dilarang untuk ditafsirkan ataupun diterjemahkan ke dalam bahasa lain dati bahasa aslinya yaitu bahasa Ibrani.

2.      Madzhab parisee adalah aliran/madzhab yang mengambil nama aslinya dari bahasa Ibrani “Perishim” yang berarti memisahkan diri dari golongannya. Jumlah pengikut aliran ini tidak hanya terbatas pada golongan rahib-rahib (pendeta) saja seperti di dalam golongan saduki. Melainkan orang awam kebanyakan menjadi pengikutnya. Oleh karena itu jumlah pengikut madzhab tersebut lebih besar dari pada saduki. Aliran ini mempunyai cita-cita memodernisasikan agama yahudi sesuai dengan kemajuan peradaban serta kebudayaan masyarakat. Bahkan dapat dikatakan bahwa aliran ini mempunyai program yang diarahkan kepada perubahan dan perluasan doktrin-doktrin agama masa lampau agar supaya dapat konsisten dan serasi dengan konsepsi kebenaran yang paling tinggi yang dapat dicapainya.


3.      Diantara konflik antara pengikut aliran agama tradisional (saduki) dengan leberal (parisee) tersebut maka muncullah aliran mistik (Chassidisme) yang mengadakan reaksi-reaksi terutama terhadap hukum-hukum yang kering. Aliran ini muncul 200 tahun yang lalu di polandia dimana ajaran-ajarannya “Sefer yetzirah” dan “Zohar” yang banyak terpengaruh oleh anasir Hellinistis, Gnostis dan kristen. Tokohnya yang terkenal ialah Martin Buber yang mengarang buku dengan judul “I and Thou” (saya dan kau).[8]
















DAFTAR PUSTAKA
·         Prof. H.M. Arifin ,M.Ed, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Golden Trayon Press, Jakarta, 1987
·         Michael Keene, Agama-Agama Dunia, Kanisius, Yogyakarta



[1] Michael Keene, Agama-Agama Dunia, Kanisius, Yogyakarta, 2006, Hlm: 40.
[2] Ibid.
[3] Prof. H.M. Arifin ,M.Ed, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Golden Trayon Press, Jakarta, 1987, Hlm: 118.
[4] Prof. H.M. Arifin ,M.Ed, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Golden Trayon Press, Jakarta, 1987, Hlm 122.
[5] Prof. H.M. Arifin ,M.Ed, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Golden Trayon Press, Jakarta, 1987, Hlm 123.
[6] Michael Keene, Agama-Agama Dunia, Kanisius, Yogyakarta, 2006, Hlm: 42.
[7] Michael Keene, Agama-Agama Dunia, Kanisius, Yogyakarta, 2006, Hlm: 44.
[8] Prof. H.M. Arifin ,M.Ed, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Golden Trayon Press, Jakarta, 1987, Hlm: 128.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar